... Cara Mandi Junub di Laut

Cara Mandi Junub di Laut

Air laut adalah air yang suci dan mensucikan. Sebagaimana air sumur, air sungai, air hujan dan mata air atau sumber-sumber air lainnya. Air laut meski asin, namun boleh digunakan untuk berwudhu? dan mandi janabah.

Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW :

Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang sangat termasyhur tentang hukum air laut untuk wudhu dan kehalalan hewan yang hidup di dalamnya.
Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Rasulullah SAW ,?Kami menyeberangi laut dan kami membawa sedikit air. Bila kami gunakan untuk wudhu? maka kami akan kehausan. Apakah kami boleh berwudhu` dengan air laut ??. Rasulullah SAW menjawab,?Dia (laut) itu suci airnya dan halal bangkainya?. (HR. Khamsah).
At-Tirmizy mengatakan hadits ini hasan shahih sedangkan al-bukhari mengatakan shahih.

Jadi silahkan Anda berwudhu dengan air laut karena Rasulullah SAW memang membolehkannya. Begitu juga Anda boleh mandi janabah dengan air laut.

Hukum Mandi Junub Dengan Berendam

PERTANYAAN :

Mandi-Wajib

Assalamualaikum pak.. Mau tanya pak..Sahkah jika mandi junub/bersuci dari hadats (besar) dilakukan dengan cara berendam/menyelam di dalam bath tub atau yang lainnya, adakah syarat-syarat tertentu?? Terima kasih pak..

Cara Mandi Junub di Laut

JAWABAN :

Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku

Wa’alaikumussalam,jika airnya ada 2 qullah yg suci mensucikan maka boleh dan sah mandinya,yg penting airnya bisa rata ke seluruh tubuh.. dan dalam masalah mandi tidak harus tartib. Karena :

Syarat mandi itu : airnya harus suci mensucikan,tidak ada yg menghalangi sampainya air ke seluruh tubuh baik kulit dan bulu maupun tempat tumbuhnya bulu.

Sedangkan rukun mandi itu : niat dan meratakan/sampainya air ke seluruh tubuh.

& بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 27 مكتبة دار الفكر وَلَوِ ان�'غَمَسَ جُنُبٌ فِي�' مَاءٍ كَثِي�'رٍ أَو�' قَلِي�'لٍ وَنَوَى كَفَاهُ وَإِن�' لَّم�' يُد�'لِك�' نَعَم�' لَو�' كَانَ عَلىَ ا�'لأَع�'ضَاءِ نَح�'وُ شَم�'عٍ أَو�' وَسَخٍ أَو�' دًه�'نٍ جَامِدٍ يَم�'نَعُ وُصُو�'لَ ال�'مَاءِ إِلاَّ بِالدَّل�'كِ وَجَبَ كَمَا فِي ال�'وُضُو�'ءِ اهـ

Jika ada orang yg junub menyelam (selulup:bhs.jawa) di dalam air yg banyak atau sedikit dan berniat, maka mencukupi meskipun tidak disertai menggosok badan.iya benar,jika ternyata pada anggota tubuh terdapat lilin, kotoran atau minyak yg jamid (bukan cair) yang dapat mencegah sampainya air kecuali jika dilakukan dengan menggosok, maka wajib menggosok sebagaimana permasalahan dalam wudlu’.selesai Bughyatul Mustarsyidin hal. 27. cet. darul fikr, translated by Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku. Wallahu a’lam bish-shawab.

Lihat kitab nihayatul mutaj imam ramli

فَلَو�' ان�'غَمَسَ جُنُبٌ أَو�' مُح�'دِثٌ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ ثُمَّ نَوَى ار�'تَفَعَ حَدَثُهُ عَن�' جَمِيعِ أَع�'ضَائِهِ فِي ال�'أُولَى ، وَفِي الثَّانِيَةِ عَن�' أَع�'ضَاءِ وُضُوئِهِ ، وَصَارَ ال�'مَاءُ مُس�'تَع�'مَلًا بِالنِّس�'بَةِ إلَى غَي�'رِهِ لَا إلَي�'هِ ، فَيَر�'تَفِعُ بِهِ حَدَثٌ يَط�'رَأُ قَب�'لَ أَن�' يَخ�'رُجَ مِن�'هُ رَأ�'سُهُ فِيمَا يَظ�'هَرُ أَو�' جُنُبٌ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ وَنَوَى قَب�'لَ تَمَامِ الِان�'غِمَاسِ طُه�'رَ ال�'جُز�'ءِ ال�'مُلَاقِي لِل�'مَاءِ ، وَلَهُ إت�'مَامُ غَس�'لِهِ بِالِان�'غِمَاسِ دُونَ الِاغ�'تِرَافِ

Jika ada seseorang yg junub 1 dan orang yg berhadats kecil 2 menyelam (selulup: b.jawa) ke dalam air yg sedikit (kurang dari 2 qulah), kemudian berniat, maka hilang hadats dari keseluruhan anggota badan dalam permasalahan pertama 1,dan dalam permasalahan yg kedua 2 maka hilang dari anggota wudhu’.dan air tersebut menjadi musta’mal dinisbakat pada orang lain,bukan dinisbatkan pada diri sendiri.maka hilang hadats yg baru datang sebelum kepalanya keluar dari air tersebut di dalam perkara yg tampak.

Atau jika ada orang yg junub menyelam ke dalam air yg sedikit dan telah berniat sebelum menyelam dengan sempurna,maka bagian tubuh yg bertemu dengan air jadi suci.dan diperbolehkan bagi orang junub yg demikian untuk menyempurnakan mandinya dengan menyelam (in ghimas),bukan dengan menciduk air (ightiraf). Nihayatul Muhtaj Imam Romli,translated by Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku. Wallahu a’lam bish-shawab.

Dalam kitab hasiyah syarwani alat tuhfah :

حاشية الشرواني

وَلَو�' ان�'غَمَسَ مُح�'دِثٌ ، ثُمَّ نَوَى أَو�' جُنُبٌ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ ار�'تَفَعَ حَدَثُهُ وَمَا دَامَ لَم�' يَخ�'رُج�' لَهُ أَن�' يَر�'فَعَ مَا يَط�'رَأُ عَلَي�'هِ فِيهِ مِن�' أَص�'غَرَ وَأَك�'بَرَ بِالِان�'غِمَاسِ لَا بِالِاغ�'تِرَافِ وَلَو�' بِيَدِهِ وَإِن�' نَوَى اغ�'تِرَافًا كَمَا شَمِلَهُ كَلَامُهُم�'.

(قَو�'لُهُ وَلَو�' ان�'غَمَسَ مُح�'دِثٌ إلَخ�')

وَلَو�' ان�'غَمَسَ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ جُنُبَانِ ، ثُمَّ نَوَيَا مَعًا ار�'تَفَعَت�' جَنَابَتُهُمَا أَو�' مُرَتَّبًا فَال�'أَوَّلُ ، وَصَارَ مُس�'تَع�'مَلًا بِالنِّس�'بَةِ إلَى ال�'آخَرِ أَو�' ان�'غَمَسَ بَع�'ضُهُمَا ، ثُمَّ نَوَيَا مَعًا ار�'تَفَعَت�' عَن�' جُز�'أَي�'هِمَا ، وَصَارَ مُس�'تَع�'مَلًا بِالنِّس�'بَةِ إلَى بَاقِيهِمَا أَو�' مُرَتَّبًا فَعَن�' جَز�'ءِ ال�'أَوَّلِ دُونَ ال�'آخَرِ وَلِل�'أَوَّلِ إت�'مَامُ بَاقِيهِ بِالِان�'غِمَاسِ دُونَ الِاغ�'تِرَافِ نِهَايَةٌ زَادَ ال�'مُغ�'نِي وَلَو�' شَكَّا فِي ال�'مَعِيَّةِ قَالَ شَي�'خُنَا فَالظَّاهِرُ أَنَّهُمَا يَط�'هُرَانِ ؛ لِأَنَّا لَا نَس�'لُبُ الطَّهُورِيَّةَ بِالشَّكِّ ، وَسَل�'بُهَا فِي حَقِّ أَحَدِهِمَا فَقَط�' تَر�'جِيحٌ بِلَا مُرَجِّحٍ ا هـ

Artikel Berita Terbaru Hari Ini Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top